Minggu, 25 Januari 2015

Rasionalisme dan Pendidikan

Rasionalisme dan Pendidikan

Secara etimologis, rasionalisme berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu rationalism. Kata ini berakar dari kata bahasa Latin yaitu “ratio” yang berarti “akal”. Menurut A.R.Lacey bahwa berdasarkan akar katanya rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Rasionalisme adalah faham filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika dan analis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Aliran rasionalisme ini berkemabang paad abad ke-20. Para tokoh aliran rasionalisme diantaranya adalah Descartase (1596-1650 M), Spinoza (1632-1677 M) dan Leibniz (1646-1716 M). Aliran rasionalisme ada dua macam, yaitu dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat.
Dalam bidang agama, aliran rasionalisme adalah lawan dari otoritas dan biasanya digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Dalam bidang filsafat, rasionalisme adalah lawan dari empirisme dan sering berguna dalam menyusun teori pengetahuan. Dalam karya Descartes, ia menjelaskan pencarian kebenaran melalui metode keragu-raguan yang berjudul “A Discourse on Methode”  mengemukakanperlunya memperhatikan 4 hal berikut:
1.     Kebenaran baru dinyatakan shahih jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
2.    Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sebanyak-banyaknya, sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
3.    Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian secar bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
4.    Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus di buat perhitungan-perhitungan sempurna serta pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh, sehingga diperoleh keyakinan bahwa tak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.

Menurut pandangan rasionalisme, rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang kepada kebenaran. Yang benar hanaylah tindakan akal. Karena rasio saja yang dianggap sebagai sumber kebenaran, maka aliran ini disebut rasionalisme. Adapun pengetahuan indera dianggap sering menyesatkan. Dalam sebuah pendidikan, akal menjadi hal utama yang dapat menunjang kelancaran mendapat pengetahuan yang baru. Berpikir benar dan fokus adalah kuncinya.


sumber
http://mujib-ennal.blogspot.com/2012/10/aliran-rasionalisme-dan-empirisme.html 

1 komentar: