Minggu, 25 Januari 2015

Eksistensialisme

Eksistensialisme

Secara etimologi, eksistensi berasal dari kata “eks” yang berarti diluar dan “sistensi” yang berarti berdiri atau menempatkan, jadi secara umum, eksistensi adalah berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar dari dirinya. Secara terminologinya adalah suatu aliran dalam ilmu filsafat yang menekankan segala sesuatu terhadap manusia dan segala sesuatu yang mengiringnya, dan dimana manusia dipandang sebgai suatu makhluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada disekelilingnya, serta mengkaji vara kerja manusia ketika berada di alam dunia ini dengan kesadaran.
Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh seorang filsuf Jerman, yaitu Martin Heidegger (1889-1976). Eksistensialisme merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel (1859-1938). Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche. Kieggard adalah seorang filsuf Jerman (1813-1855) yang filsafatnya digunakan untuk menjawab pertanyaan “bagaimanakah aku menjadi seorang individu”. Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya). Kieggard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan. Nitzsche (1844-1900) seorang filsuf Jerman mengatakan bahwa tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul”. Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani.
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggungjawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui man yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relative, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar. Eksistensialisme memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:
1.   Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan masyarakat modern, khususnya terhadap idealisme Hegel.
2.     Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep-konsep, filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
3.  Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa kepribadian) dari zaman industry modern dan teknologi, serta gerakan massa.
4.   Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam kolektif atau massa.
5.      Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di dunia.
6.  Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi, pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung.
Jadi menurut saya, eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa manusia adalah makhluk yang eksis dengan keadaan apapun, dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain, karena manusia memiliki keunikannya sendiri.



Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialisme
http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/02/aliran-eksistensialisme-dalam-filsafat-646101.html


1 komentar: