Minggu, 25 Januari 2015

Pendidikan dalam Esensialisme

Pendidikan dalam Esensialisme

Aliran filsafat esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama. Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaan yang utama adalah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas dimana terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tat yang jelas. Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esesialisme. Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan manusia. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic, selain itu juga didasari oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme dann realisme.
Secara ontology, esensialisme adalah suatu konsep yang memandang bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum aliran ini adalah membentukpribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia. Secara epistimologi, esensialisme mengutamakan teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan. Sebab jika manusia mampu menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan kesemestinya. Secara aksiologi, esensialisme memandang bahwa pandangan secara ontology dan epistimologi sangat mempengaruhi pandangan aksiologi. Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal tergantung pandangan-pandangan idealism dan realism sebab esensialisme terbina oleh kedua syarat tersebut.
Menurut William C.Bagley ciri-ciri pendidikan esensialisme adalah:
1.      Minat-minat yang kuat dan tahan lam sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2.      Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3.      Kemampuan untuk kedisiplinan diri harus menjadi tujuan pendidikan.
4.      Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teori lemah.
Prinsip-prinsip pendidikan aliran esensialisme adalah:
1.      Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
2.      Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
3.      Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
4.      Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisisonal yang bertautan dengan disiplin mental.
5.      Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum, karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata.
Pendidikan menurut esensialisme adalah tidak menghilangkan kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Karena dalam kebudayaan-kebudayaan ini memiliki nilai-nilai yang baik untuk ditanamkan kepada anak didik pada zaman sekarang ini.



Sumber
https://arasmunandar.wordpress.com/hakikat-aliran-filsafat-esensialisme/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar