Pendidikan
dalam Esensialisme
Aliran filsafat
esensialisme adalah suatu aliran filsafat yang menginginkan agar manusia
kembali kepada kebudayaan lama. Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan
kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda
dengan progresivisme. Perbedaan yang utama adalah dalam memberikan dasar
berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas dimana terbuka untuk
perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme
memandang kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tat yang jelas. Idealisme
dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esesialisme. Esensialisme
merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama yang
warisan sejarah yang telah membuktikan kebaikan-kebaikan bagi kehidupan
manusia. Esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi
terhadap hidup yang mengarah kepada keduniawian, serba ilmiah dan materialistic,
selain itu juga didasari oleh pandangan-pandangan dari penganut aliran idealisme
dann realisme.
Secara ontology,
esensialisme adalah suatu konsep yang memandang bahwa dunia ini dikuasai oleh
tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum
aliran ini adalah membentukpribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi
pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu
menggerakkan kehendak manusia. Secara epistimologi, esensialisme mengutamakan
teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan. Sebab jika manusia mampu
menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos maka manusia pasti
mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan
kesemestinya. Secara aksiologi, esensialisme memandang bahwa pandangan secara ontology
dan epistimologi sangat mempengaruhi pandangan aksiologi. Bagi aliran ini,
nilai-nilai berasal tergantung pandangan-pandangan idealism dan realism sebab
esensialisme terbina oleh kedua syarat tersebut.
Menurut
William C.Bagley ciri-ciri pendidikan esensialisme adalah:
1. Minat-minat
yang kuat dan tahan lam sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang
memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
2. Pengawasan,
pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau
ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
3. Kemampuan
untuk kedisiplinan diri harus menjadi tujuan pendidikan.
4. Esensialisme
menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pendidikan, sedangkan
sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teori lemah.
Prinsip-prinsip
pendidikan aliran esensialisme adalah:
1. Belajar
pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan
menekankan pentingnya prinsip disiplin.
2. Inisiatif
dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
3. Inti dari
proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
4. Sekolah
harus mempertahankan metode-metode tradisisonal yang bertautan dengan disiplin
mental.
5. Tujuan akhir
pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum, karena dianggap
tuntunan demokrasi yang nyata.
Pendidikan
menurut esensialisme adalah tidak menghilangkan kebudayaan-kebudayaan yang
sudah ada sejak zaman dahulu. Karena dalam kebudayaan-kebudayaan ini memiliki
nilai-nilai yang baik untuk ditanamkan kepada anak didik pada zaman sekarang
ini.
Sumber
https://arasmunandar.wordpress.com/hakikat-aliran-filsafat-esensialisme/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar