Konstruktivisme
dalam Pendidikan
Konstruktivisme
berasal dari kata konstruktiv yang
berarti memperbaiki atau membangun dan isme
yang berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan pandangan filsafat
yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Italia yang bernam Giambatista
Vico pada tahun 1710. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
adalah hasil konstruksi manusia itu sendiri melalui interaksi dengan objek,
fenomena dan lingkungan. Adapun pengertian konstruktivisme dari beberapa ahli,
diantaranya:
1. Jean Piaget:
konstruktivisme adalah pengetahuan konseptual yang tidak dapat ditransfer dari
seseorang ke orang lainnya, melainkan harus dikonstruksi oleh setiap orang
berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
2. Von
Glasersfeld: konstruktivisme adalah pengetahuan secara aktif diterima orang
melalui indera atau melalui komunikasi atau pengalaman.
3. Fosnot:
konstruktivisme adalah konsep yan menyatakan bahwa siswa membangun pengetahuan
berdasarkan pengalaman.
4. Nodding:
konstruktivisme dapat dikarakteristikkan sebagai posisi kognitif dan perspektif
metodologis.
5. Slavin:
konstruktivisme memandang bahwa siswa secara konstan memeriksa informasi baru
terhadap aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan bila mereka bekerja
dalam waktu relative singkat.
6. Doolitle
dan Camp: inti dari konstruktivisme adalah aktif memahami dan membangun
pengetahuan sendiri berdasarkan pengalamannya.
Teori konstruktivisme
adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan
proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru dan pengetahuan berdasarkan
data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola
sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa untuk mengorganisasi
pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Teori ini mencerminkan
siswa memiliki kebebasan berpikir yang bersifat eklektik, artinya siswa dapat
memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar dapat tercapai.
Sebagaimana
arti dari konstruktivisme itu sendiri adalah membangun pengetahuan secara
mandiri. Dimana dalam proses pembelajran memerlukan metode-metode belajar yang
relevan guna menunjang aktivitas dari konstruktivisme itu sendiri. Dari sudut
pandang konstruktivisme kognitif, pengetahuan merupakan hasil internalisasi dan
rekonstruksi dari realitas eksternal.hasil dari proses internalisasi ini adalah struktur-struktur dan proses-proses
kognitif yang secara kaurat berkaitan dengan struktur-struktur dan
proses-proses yan terdapat di dunia nyata. Dari sudut pandang konstruktivisme
radikal, pembelajaran memfokuskan pada siswa secara individu mengkonstruksi
pengetahuan berdasar pengalaman siswa sendiri. Dari sudut pandang konstruktivisme
sosial meyakini bahwa pengetahuan merupakan hasil dari interaksi sosial dan
pemakaian bahasa, jadi merupakan pengalaman yang dihasilkan dari kesepakatan
melalui tukar pendapat dalam interaksi sosial, dan bukan pengalaman yang hanya
dihasilkan secara individu.
Sumber
http://widhanurshanti.blogspot.com/2013/01/filsafat-konstruktivisme-dan.html
http://zainal354.blogspot.com/2012/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
makasih artikelnya sangat informatif...
BalasHapus