Hakikat
Pendidikan
Pendidikan
dalam bahasa Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak. Bangsa Romawi
memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun,
tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni
membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam
bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah,
kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang
anak. Dan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata
dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran
pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan dalam bahasa Arab
pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil dari Rabba ( ) yang
bermakna memelihara , mengurus, merawat, mendidik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah sebuah sarana untuk memberikan ilmu yang bermanfaat dan
mencetak peserta didik yang cerdas, jujur, dan bertanggungjawab.
Pendidikan merupakan transfer of
knowledge (memberikan pengetahuan),
transfer of value (menngajarkan nilai) dan transfer of culture and
transfer of religius (mengajarkan budaya dan keagamaan) yang
diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini
sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan Paula Freire pendidikan
adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat
pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Hakikat pendidikan
sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu
sendiri.
Maka, hakikat pendidikan
dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi
manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan
kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
Ada beberapa definisi
pendidikan dari beberapa ahli diantaranya adalah:
1. Ki
Hajar Dewantara: Pendidikan adalah segala daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup
yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
2. Paulo
Freire: Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri
dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia menjadi sadar akan
pembebasan mereka, yang melalui cara mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun
atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang
membebaskan.
3. John Dewey: Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan
makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa atau
pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja
dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan
pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dan kelompok dimana dia
hidup.
4. Sir Godfrey Thomson: Pendidikan adalah pengaruh
lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang permanen
didalam kebiasaan-kebiasaan tingkah laku, pikiran, dan sifatnya.
5. H.
Horne: Pendidikan adalah proses yang terus meneruus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan
mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam
sekitar intelektual, emosianal dan kemanusiaan dari manusia.
Sumber
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar