Nativisme
dalam Pendidikan
Istilah Nativisme
berasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Aliran ini ditokohi oleh
Schopen Hauwer seorang filsuf Jerman (1788-1860) yang berpendapat bahwa manusia
dilahirkan dengan potensi-potensi yang sudah jadi sehingga faktor pendidikan
dan lingkungan tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Menurutnya yang
baik akan menjadi baik dan yang buruk akan menjadi buruk.aliran ini juga
berpendapat bahwa sekalipun diperlukan pendidikan, pendidikan tersebut hanya
bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir. Pada
hakekatnya, aliran nativisme bersumber dari leibnitzian traditional yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, karena itu faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Ada beberapa
faktor perkembangan manusia dalam teori nativisme, yaitu:
1.
Faktor genetik
Adalah faktor
gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri
manusia. Misalnya adalah jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi
maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang
presentasinya besar.
2.
Faktor kemampuan anak
Adalah faktor
yang menjadika seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor
ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
Misalnya adalah adanya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah yang mendorong
setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan
bakat dan minatnya.
3.
Faktor pertumbuhan anak
Adalah faktor
yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan
perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia
akan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya
jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa menegenali
bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Terdapat suatu
pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri
individu terdapat suatu “inti” pribadi yang endorong manusia untuk mewujudkan
diri, mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang
menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemauan bebas.
Faktor pembawaan
dari lahir atau biasa kita sebut bakat seseorang merupakan hal yang bersifat
kodrati dan tidak dapat diubah. Pada era sekarang ini, pendidikan sudah semakin
maju. Dalam urusan mengasah bakat dan minat anak pun sudah semakin maju. Terbukti
dari sudah banyaknya lembaga-lembaga atau tempat-tempat kursus yang beroperasi
guna mengembangkan bakat dan minat anak. Alat atau metode agar mengetahui bakat
dan minat anak sejak usia dini pun kini sudah ada, salah satunya dengan cara
tes sidik jari. Pembawaan dari lahir ini memang tidak dapat diubah, namun dapat
dikembangkan. Setiap anak akan memiliki pembawaan yang baik dan buruk. Maka tergantung
dari orangtua dan diri kita sendiri, pembawaan yang manakah yang akan
dikembangkan. Nativisme ini juga berkaitan dengan gaya belajar setiap orang
yang dikelompokkan menjadi gaya belajar visual, auditory, dan ekspositori. Gaya
belajar ini juga merupakan pembawaan anak dalam proses belajar. Jika kita tidak
menyadari gaya belajar seperti apa yang kita miliki, maka kita akan sulit
berkembang dalam hal pengetahuan. Sebab kita tidak menegtahui kuncinya. Karena itulah
mengapa nativisme atau pembawaan ini dianggap sebagai faktor perkembangan
pendidikan anak yang paling penting.
Sumber
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/19/aliran-nativisme-dalam-pendidikan/
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar