Selasa, 23 Desember 2014

FILSAFAT PENDIDIKAN

FILSAFAT PENDIDIKAN

Pengertian filsafat menurut Plato ( 428 -348 SM ) adalah  “Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada”. Sedangkan menurut Aristoteles (384 – 322 SM) “Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu”. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.  filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum. Menurut Menurut Al-Syaibany dalam Jalaludin & Idi (2007: 19), filsafat pendidik­an adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelas­kan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Sementara Dewey dalam Jalaludin & Idi (2007: 20) menyampaikan bahwa filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasa­an (emosional), menuju tabiat manusia.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 24) secara mikro yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1.    Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2.   Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man)
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
4.      Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan
5.   Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidik­an)
6.  Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidik­an yang merupakan tujuan pendidikan.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu:
a)      Filsafat pendidikan “progresif”
Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau.
b)      Filsafat pendidikan “ Konservatif”.
Didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius.
Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, diantaranya adalah:
1.    Filsafat Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al Ghazali
2. Filsafat Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill.
3.   Filsafat Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach.
4.   Filsafat Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey, Heracleitos.
5.  Filsafat Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
6.      Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
7.      Filsafat Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda. Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell..
8.   Filsafat Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
9.  Filsafat Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.




 REFERENSI

TV = VIRUS

MAT 3A-25

TV = VIRUS

          Dewasa ini, TV merupakan elektronik yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menonton TV adalah salah satu kegiatan yang digemari oleh kebanyakan orang dan kegiatan ini dipilih untuk menjadi hiburan serta penghilang penat saat kita merasa lelah dan terbebani oleh tugas maupun pekerjaan yang sedang kita hadapi. Menonton TV menjadi hiburan yang murah dan mudah. Mengapa? Karena TV ini mampu menayangkan hal-hal yang bersifat hiburan, misalnya film bioskop, FTV, sinetron, pengetahuan umum, pengetahuan agama, dan masih banyak lagi. Namun kita harus waspada pada acara-acara TV ini, karena tidak semua nya yang ditayangkan di dalam TV ini bersifat baik atau bermanfaat. Kita harus mampu memilah-milah mana hal yang menarik dan bermanfaat dan mana hal yang bersifat buruk.
            Biasanya yang gemar melakukan kegiatan menonton TV adalah anak-anak yang notabane nya adalah sebagai penerus bangsa. Hal inilah yang akan menjadi tugas para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya dari kejahatan TV agar tidak merusak pemikirannya serta moralnya. Kita harus mampu mengambil makna yang baik dari setiap hal yang kita lihat, begitu juga yang seharusnya kita lakukan pada saat melihat suatu acara yang ada di TV. Tidak kita pungkiri bahwa dampak yang negative kini selalu dekat dengan kita, apalagi yang masih  bertitlekan sebagai anak-anak. Banyak acara-acara di Tv yang membawa pengaruh buruk untuk siapapun yang melihatnya. Dan lebih mirisnya lagi, di TV inilah yang kebanyakan mempertayangkan hal-hal tidak memiliki unsure-unsur pendidikan. Sinetron merajalela, tayangan gossip di perbanyak, dan lain-lain. Bagaimana hal itu dapat dikatakan layak untuk ditayangkan sedangkan banyak mengandung hal-hal yang negative. Mereka mempertontonkan kemesraan yang seharusnya tidak untuk di tayangkan, pemberitaan-pemberitaan tentang artis yang cerai, konflik-konflik yang terjadi, menurut saya itu hal yang tidak berguna untuk di tayangkan. Membuat anak-anak yang melihat menjadi pintar, akan tetapi pintar untuk memulai berpacaran pada saat usia dini dan berani bermesra-mesraan, juga mereka akan lebih tahu tentang konflik-konflik yang terjadi di lingkungan para artis dibandingkan dengan mereka paham akan pelajaran di sekolahnya. Lalu jika sudah begini, siapa yang patut untuk disalahkan?!
            Sebenarnya pemerintah juga punya andil dalam permasalahan ini. Menteri pendidikan seharusnya mampu bekerjasama dengan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk melarang acara-acara yang tidak memiliki unsur pendidikan sama sekali.  Karena pada zaman ini, TV sangat mempengaruhi pemikiran-pemikiran pada anak-anak. Penayangan acara-acara yang dapat merusak moral anak-anak bangsa inilah yang menjadi masalah. Juga gossip tentang kehidupan para artis tak perlu untuk di sebarkan atau di tayangkan, karena masyarkat yang terlalu “ngefans” mungkin saja akan mengikuti jejek hidup arti yang menjadi idolanya, jika idolanya itu punya sikap baik, ya tak apa, namun jika sebaliknya, hal inilah yang akan memperburuk moral bangsa ini. dampak negativ yang diberikan oleh TV ini sangat besar pengaruhnya bagi moral anak-anak bangsa, apalagi jika anak-anak ini belum mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk. jika anak-anak bangsa ini di tuntut untuk menjadi kualitas yang baik, seharusnya kita jug aperlu memperhatikan hal-hal yang ada di kehidupan kita dalam sehari-hari mulai dari hal yang terkecil hinga  hal yang terbesar. 
            Karena pada saat ini, TV bagaikan virus untuk manusia. Bagaimana tidak, dari TV kita tahu tentang hal-hal yang seharusnya belum boleh untuk kita ketahui, untuk kita pahami, jika kita salah berpikir maka dampak yang dihasilkan dalam diri kita pun akan salah. Pendidikan adalah tugas kita semua, bukan nya hanya beberapa pihak saja, akan tetapi semua pihak terlibat, mulai dari presiden, wakil rakyat, orang tua, guru, teman, bahkan diri kita pun punya andil dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.  

Jumat, 19 Desember 2014

MENGAPA MANUSIA DAPAT HIDUP DI PLANET BUMI?

MENGAPA MANUSIA DAPAT HIDUP DI PLANET BUMI?

                Pernahkah kita berpikir mengapa manusia dapat hidup di  planet bumi, sedangkan kita ketahui banyak sekali planet-planet yang lainnya. Ada planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saptunus, Uranus, Neptunus. Mengapa kita tidak tinggal di planet yang lain misalnya planet Venus. Dari pertanyaan-pertanyaan inilah kita dapat mencari tahu apa saja alasan-alasan yang membuat planet bumi menjadi tempat tinggal manusia di dunia ini.

                Alasan yang pertama adalah bumi punya air dan sistem penjernihannya. Air dari seluruh daratan Bumi mengalir ke lautan. Berkumpulah air kotor dari seluruh aktifitas makhluk hidup daratan. Di lautan itu terjadi berbagai proses biokimiawi dari ekosistem laut untuk diberisihkan kembali.Dalam waktu yang bersamaan air samudera itu diuapkan oleh panas matahari menjadi awan. Maka terjadilah penyulingan air laut besar-besaran sepanjang tahun.Awan itu kemudian digiring ke wilayah-wilayah yang membutuhkan air bersih di seluruh permukaan Bumi, dan turun sebagai hujan. Sungguh besar energi yang terlibat dalam proses penyulingan dan pendistribusian ratusan miliar ton air itu. Dan air dalam jumlah yang cukup itu sampai hari ini hanya ada di bumi, di planet lain memang ada asumsi ditemukannya air, tetapi jumlah, kandungan dan keadaannya masih menjadi perdebatan. Sementara bumi kita ini sangat berkelimpahan dengan air. Sekitar 2/3 permukaannya ditutupi oleh air. Sebuah kondisi yang tidak terjadi pada ‘saudara-saudara’ Bumi di tata surya ini. Kalau pun di planet lain ada air, maka air di planet yang jauh dari matahari membeku, sedangkan yang dekat matahari airnya malah mendidih dan menguap.

                Yang kedua bumi punya udara. Ciri khas makhluk hidup adalah bernafas. Manusia dan hewan butuh Oksigen dan tumbuhan butuh Karbondiksida. Di Bumi, keduanya tersedia dalam jumlah yang seimbang. Atmosfer kita mengandung oksigen dalam kadar yang pas sekali. Tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit. Jumlahnya sekitar 21% dari udara yang tersedia. Yang terbanyak adalah Nitrogen, yaitu sekitar 78%. Selebihnya adalah gas karbon dioksida, dan sejumlah kecil gas-gas lainnya. Kadar oksigen ini, anehnya bertahan sekitar 21% sesuai dengan kebutuhan kehidupan makhluk Bumi. Jika kurang dari itu, akan menyebabkan problem pernafasan. Sebaliknya, kalau melebihi secara radikal bakal menyebabkan proses oksidasi di muka Bumi berjalan tidak terkendali. Di antaranya, tingkat kebakaran dan kekeroposan logam-logam bakal melonjak secara dramatis.

                Yang ketiga bumi punya daratan. Ada beberapa planet besar dalam tata surya kita, seperti planet Yupiter, Saturnus dan Uranus. Tapi sayangnya ketiga planet itu tidak memiliki daratan, semuanya gas. Tentu saja tidak mungkin dihuni oleh manusia. Karena tidak ada tempat berpijak.

                Yang keempat bumi memiliki suhu yang cocok untuk manusia. Bumi punya sistem pemanasan dan pendinginan otomatis yang sangat canggih, sehingga tidak membeku atau memanas secara ekstim, meski kerjanya  di keliling matahari. Bandingkan dengan pluto yang baru saja dipecat dari keluarga planet tata surya yang suhunya sangat rendah, sekitar minus 328 derajat Celsius. Dengan suhu ‘sesejuk’ ini, dijamin tidak ada makhluk hidup yang bisa tinggal di planet dengan daratan seperti itu. Atau sebaliknya, di planet Mercurius yang sangat dekat dengan matahari, sehingga suhunya sangat tinggi, bisa melelehkan logam Timbal. Tentu saja, tidak ada manusia atau hewan yang akan tahan tinggal di planet ini. Konon satu wajah dari planet ini selalu menghadap matahari dan wajah lainnya selalu membelakanginya. Di bagian yang tidak pernah disinari matahari, daratan Mercurius membeku. Dan yang terus menerus menghadap matahari, suhunya menjadi sangat ekstrim. Hal ini juga dipengaruhi oleh orbit bumi terhadap bintangnya dan matahari yang memiliki jarak yang presisi. Manusia tidak merasa terlalu panas, dan terlalu dingin. Kondisi ini juga membuat air bisa pada bentuknya, cairan dan di beberapa bagian tetap menjadi es. Di Mars dan Venus, ditemukan air juga. Namun, lingkungannya tak memungkinkan air (es) tersebut mencair, mengalir layaknya sungai-sungai di bumi.

                Yang kelima bumi punya atap pelindung buat penghuninya. Angkasa luar itu ternyata ganas dan mematikan. Setidaknya yang kita tahu ada dua ancaman, pertama tabrakan benda angkasa (meteorit) dan kedua adalah ancaman dari sinar matahari. Di langit ternyata banyak bertebaran benda angkasa, mulai dari yang kecil sampai yang sebesar gunung. Setiap saat benda-benda itu melintasi suatu planet dan tertarik grafitasinya. Sehingga planet itu dihujani benda-benda itu dan menimbulkan ledakan dahsyat, bahkan tidak jarang akhirnya hancur berkeping-keping. Lihatlah wajah permukaan bulan kita yang bopeng dengan serbuan meteorit. Sinar matahari apalagi badai matahari akan membuat semua makhluk hidup mati seketika. Di mana kita berada, kalau dekat dengan matahari selalu ada resiko kematian. Maka diperlukan sebuah atap yang melindungi makhluk hidup dari serbuan meteorit dan juga cahaya yang mematikan itu. Dan atap itu dimiliki oleh bumi kita tercinta hasil pemberian Allah SWT. Atmosfer kita ini ternyata berfungsi sebagai atap yang melindungi dari cahaya maut matahari. Atmosfer bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas yang langsung tapat berbatasan, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. Jika lebih besar: Efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi. Jika lebih kecil: Efek rumah kaca tidak memadai. Lapisan Ozon di bagian atas atmosfer berfungsi untuk melindungi makhluk hidup di planet ini dari serbuan sinar matahari yang mematikan yaitu sinar ultraviolet. Lapisan magnetosfernya melindungi dari pancaran gelombang elektromagnetik dari angkasa luar. Atmosfer yang setebal 1000 km ini benar-benar suatu desain atap planet yang menyelimuti bumi. Sungguh aneh dan luar biasa bermanfaat buat kehidupan di dalamnya. Ozon terdiri dari 3 molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.Ozon tertumpu di bawah stratosfer di antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan ozon'. Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah penyerapan tenaga sinar ultraviolet (uv) dari matahari. Jika lebih besar: Suhu permukaan bumi terlalu rendah. Jika lebih kecil:  Suhu permukaan bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet.
Itulah beberapa alasan mengapa palnet bumi layak di huni oleh manusia.

Referensi
https://geoenviron.wordpress.com/2014/11/11/kelayakan-planet-bumi-untuk-kehidupan/


Rabu, 10 Desember 2014

GURU SEPERTI TAK ADA HARGANYA!!

MAT 3A-25

GURU SEPERTI TAK ADA HARGANYA!!

            Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat di butuhkan oleh seluruh orang. Karena dalam dunia pendidikan, semua dididik untuk menjadi manusia yang dapat berpikir dengan bijak, dan berakhlak mulia. Terlepas dari tujuan pendidikan, ada unsure-unsur terpenting dalam dunia pendidikan, diantaranya adalah GURU serta sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan mencapai tujuan pendidikan.
            Di Indonesia, GURU bagai kan tak memiliki harga! Bukankah kata kalian, “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” ? menjadi GURU itu tidak mudah. Butuh sikap khusus untuk menghadapai beribu-ribu murid dengan beraneka ragam sifat dalam satu situasi. GURU memiliki tanggungjawab yang besar dalam kehidupan setiap orang. Mengapa demikian? GURU adalah pengajar dan juga pembimbing, dari kalian tak bisa, GURU mengajarkan kalian hingga bisa berpikir dengan baik. GURU memiliki peran yang sangat penting!
            Tapi di Indonesia, GURU tak pernah memiliki harga yang lebih dari seorang PRT. Miris bukan? Upah yang diterima GURU tak sebanding dengan hal yang dilakukan nya untuk mengubah pola pikir beribu-ribu manusia dengan mengorbankan tenaga, keahlian bahkan terkadang GURU harus mengeluarkan materi untuk membuat alat peraga. GURU yang telah menjadi PNS saat ini, mungkin tak mempermasalahkannya lagi, tapi GURU yang masih honorer? Ini menjadi masalah yang sangat membuat dilema. GURU juga manusia biasa, GURU butuh uang untuk menghidupi keluarga nya. Jangan kalian berpikir GURU tidak butuh itu. Uang atau materi pada zaman saat ini sangat menjadi kebutuhan untuk siapapun. Begitu juga GURU.
            Lihat para artis atau selebriti, yang dibayar puluhan juta rupiah untuk sekali merusak moral anak-anak bangsa. Lihat mereka yang bisa bermewah-mewahan, makan enak, dan memiliki rumah yang besar! Tapi coba kalian lihat kehidupan para GURU honorer yang dapat mengiris hati. Mereka di tuntut untuk membentuk anak-anak bangsa ini sebagai manusia bermoral, tapi mereka tak berkehidupan cukup! Mereka tak bisa memiliki rumah yang besar seperti para artis itu.
            Sudah 7 kali presiden Indonesia berganti, namun adakah yang memerhatikan nasib GURU honorer ini? Saya rasa tidak. Kebanyakan pejabat–pejabat di Indonesia ini sibuk mencari celah untuk korupsi! Jangankan memikirkan nasib GURU, memikirkan rakyatnya pun mungkin hanya terkadang. Semua para wakil rakyat itu meminta untuk memperbaiki kompetensi GURU, tapi jika hal yang didapat atau upah yang diterima tak dapat menjamin hidupnya, bagaimana mereka bisa melakukannya dengan optimal karena disisi lain mereka harus berpikir bagaimana agar hidup nya berkecukupan.
            Para wakil rakyat mengatakan, harus adanya perubahan dalam dunia pendidikan, namun apakah mereka bertanggungjawab atas penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pendidikan? Sudahkah mereka menyediakan gedung sekolah yang layak? Kursi dan meja yang layak pakai? Lalu bagaimana dengan penyediaan alat-alat peraga untuk anak-anak bangsa ini? Sudahkah di sediakan dengan merata di seluruh wilayah Indonesi, baik itu yang kota maupun yang terdalam?
            Tugas para wakil rakyat itu bukan hanya berbicara dan membuat aturan, tapi juga harus diikuti dengan penunjukan sikap yang memang di butuhkan oleh masyarakat. Kalian mewajibkan sekolah selam 12 tahun, tapi adakah yang berpikir bagaimana untuk anak-anak yang tidak mampu sekolah? Adakah yang menjamin nya?
GURU YANG DITUNTUT MEMBENTUK ANAK-ANAK BANGSA AGAR BERMORAL TAK DIJAMIN KEHIDUPANNYA.
ANAK-ANAK BANGSA YANG DITUNTUT UNTUK MEMAJUKAN NEGARA PUN TAK DIJAMIN ATAS PENDIDIKANNYA.

SALAH SIAPA???? 

ATURAN BARU UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL

MAT 3A-25

ATURAN BARU UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Banyak orang-orang yang berbondong-bondong ikut seleksi tes cpns di seluruh penjuru Indonesia. Gaji yang melebihi UMR dan tunjangan-tunjangan yang katanya banyak, menjadi acuan untuk berlomba-lomba agar menjadi seorang PNS. Entah bagaimanapun caranya. Bahkan suap-menyuap untuk menjadi seorang PNS pun sudah bukan rahasia lagi.
Saat ini, pada masa pemerintahan presiden Jokowi, telah dilakukan “rolling” dalam setiap bagiannya. Katanya, rolling ini untuk merubah kualitas dan menetapkan orang-orang dibagian kerja yang semestinya. Tentu saja, rolling ini membuat para PNS ini ketakutan, karena takut di pindahkan pada bagian kerja yang “kering”.

Dan kini ada aturan baru yang dikeluarkan oleh Yuddi Chrisnandi sebagai Mentri PAN-RB (Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi). Ada 2 aturan yang baru saja dibuat, yaitu:

1.      Adanya Pengurangan Jam Kerja Untuk PNS.
Peraturan ini ditujukan khusus untuk PNS wanita yang memiliki anak berusia 0-7 tahun. Mereka diberi keringanan untuk dapat membagi waktu kepada keluarga dan pekerjaan nya. Mungkin sebagian orang memandang ini adalah hal yang baik, terutama pandangan dari para PNS wanita. Namun bila dipikirkan kembali, peraturan ini memiliki dampak yang negative pula. Jika semua PNS wanita itu jujur, peraturan ini tidak akan menjadi masalah. Namun pada jaman ini, banyak sekali orang-orang yang sulit untuk melakukan kejujuran, bagaiman jika mereka berbohong dan berpura-pura memiliki anak yang berusia 0-7 tahun? Apa solusinya? Apakah peraturan ini sudah dilengkapi dengan cara atau metode agar peraturan ini tepat sasaran? Atau hanya peraturan yang tidak memiliki sarana dan prasarana pendukung? Pertauran ini juga dapat mengganggu kualitas kerja para PNS wanita. Jika pada jam kerja normal saja ia malas, bagaiman jika jam kerjanya sekarang berkurang? Dapat dibyangkan bukan? Memang peraturan ini bertujuan baik, khususnya untuk para Ibu yang bekerja sebgai PNS. Mereka akan memiliki waktu yang lebih cukup untuk berinteraksi dengan tetangga nya, atau pun dengan ankanya. Mereka juga akan mendapat waktu yang lebih banyak untuk mengurus rumah tangganya sebagaimana kodratnya sebagai wanita.
Namun ada hal yang perlu diperhatikan dibalik peraturan yang seperti ini. Pada kenyataannya, PNS sebagian besar terdiri dari wanita. Lalu bagaimana kualitas kerja para PNS dapat meningkat jika meninjau hal tersebut? Jika seperti itu, seharusnya pada penyeleksian CPNS, pemerintah harus member peluang yang minimal 50% : 50% untuk pria dan wanita.

2.      Adanya Aturan Untuk Hidup Sederhana.
Peraturan ini juga dibuat oleh Mentri PAN-RB dan surat peraturan ini sudah diedarkan.  Dari judul peraturannya memang bagus, tapi jika didalamnya ada sub peraturan yang berbunyi “Aparatur Negara harus membatasi diri ketika menggelar acara resepsi pernikahan, tasyakuran, dan sebagainya dengan undangan maksimal 400 undangan dan untuk tamu kehadiran maksimal 1000 orang”
Apakah kalian setuju dengan aturan yang seperti ini? Menurut saya sub peraturan ini sangat tidak mendukung peraturan intinya. Sebab, sub aturan ini menjadi hal yang sangat pribadi. Jika si A adalah seorang PNS, tapi dia kan menikah dengan seorang pengusaha ternama/anak presiden dan dia ingin menggelar pesta besar-besaran, haruskah dilarang dengan alasan PNS tidak boleh bermewah-mewahan? Menurut saya, itu tidak dapat dilakukan, sebab setiap orang berhak menggelar acara pernikahannya dengan semaunya karena pernikahan adalah hal yang insyaAllah menjadi momen satu kali dalam seumur hidupnya. Seharusnya, pemerintah memperhatikan terlebih dahulu kehidupan para pejabat-pejabat yang lebih tinggi, yang memang memiliki tugas untuk mengemban amanat masyarakat Indonesia. Apakah mereka juga mampu hidup sederhana dan melakukan sub aturan nya? Saya rasa tidak. Begitu pula dengan Mentri PAN-RB yang mungkin juga tidak dapat melakukan sub aturan ini.

Aturan memang diperlukan dalam setiap kegiatan untuk mengontrol sikap agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Namun, membuat aturan untuk orang banyak itu harus dipikirkan lebih matang. Sebab, kita bukan hanya memandang satu atau dua orang saja, namun ribuan orang yang akan menyetujui aturan itu atau mungkin yang tidak bisa menerimanya dengan alasan tertentu. Dalam aturan yang dibuat pasti akan ada dampak yang akan timbul dari penerapan aturan tersebut. Baik itu dampak positif maupun dampak negative. Dan dampak-dampak ini akan selalu menimbulkan masalah,  tugas tambahan untuk yang membuat aturan nya adalah memikirkan dan membuat solusi terbaik untuk semua pihak. Bukan hanya membuat peraturan seenaknya dan berbicara seenaknya.

Referensi
Radar banten. 2 Desember 2014. Hal 8

Radar banten. 4 Desember 2014. Hal 8

Ramalan Ronggo Warsito Dalam Kepresidenan

MAT 3A-25

Ramalan Ronggo Warsito Dalam Kepresidenan


Ronggo Warsito atau Raden Ngabehi Rangga Warsito yang memiliki nama asli Bagus Burhan lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 15 Maret 1802 adalah pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta. Ia dianggap sebagai pujangga besar yang terakhir di tanah Jawa.  Ia adalah putra dari Mas Pajangswara (yang juga disebut Mas Ngabehi Ranggawarsita). Ayahnya adalah cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta.
Sewaktu muda Burhan terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di desa Tegalsari (Ponorogo). Pada mulanya ia tetap saja bandel, bahkan sampai kabur ke Madiun. Setelah kembali ke Ponorogo, konon, ia mendapat "pencerahan" di Sungai Kedungwatu, sehingga berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji. Ketika pulang ke Surakarta, Burhan diambil sebagai cucu angkat Panembahan Buminoto (adik Pakubuwana IV). Ia kemudian diangkat sebagai Carik Kadipaten Anom bergelar Mas Pajanganom tanggal 28 Oktober 1819. Bagus Burhan diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom bergelar Raden Ngabei Ronggowarsito, menggantikan ayahnya yang meninggal di penjara Belanda tahun 1830. Lalu setelah kematian Yasadipura II, RanggaWarsita diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubawana VII pada tanggal 14 September 1845. Pada masa inilah Ranggawarsita melahirkan banyak karya sastra. Hubungannya dengan Pakubuwana VII juga sangat harmonis. Ia juga dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian.
Salah satu ramalan nya yang sangat terkenal adalah ramalan tentang presiden Indonesia. Menurutnya, ada tujuh satrio sebagai tokoh yang memerintah wilayah seluas wilayah eks kerajaan Majapahit ini. Tujuh tokoh tersebut adalah Satrio Kinunjoro Murwo Kuncoro, Satrio Mukti Wibowo Kesandung Kesampar, Satrio Jinumput Sumelo Atur, Satrio Lelono Topo Ngrame, Satrio Piningit Hamong Tuwuh, Satrio Boyong Pambukaning Gapuro, dan Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu. Ada pihak yang menafsirkan ke-tujuh Satrio sebagai berikut, yaitu:

Pertama, SATRIO KINUNJORO MURWO KUNCORO adalah pemimpin yang akrab dengan penjara (Kinunjoro), yang akan membebaskan bangsa ini dari belenggu tradisi penjara, kemudian menjadi tokoh pemimpin yang sangat tersohor di seluruh jagad (Murwo Kuncoro). Tokoh ditafsirkan sebagai Soekarno, Proklamator dan Presiden Pertama RI. Berkuasa tahun 1945-1967.

Kedua, SATRIO MUKTI WIBOWO KESANDUNG KESAMPAR adalah tokoh pemimpin berharta dunia (Mukti), berwibawa dan ditakuti (Wibowo), namun dirinya dilekatan dengan segala kesalahan dan bernasib buruk (Kesandung Kesampar). Ditafsirkan sebagai Soeharto, Presiden Kedua RI dan pemimpin Rezim Orba yang sangat ditakuti. Berkuasa tahun 1967-1998.

Ketiga, SATRIO JINUMPUT SUMELA ATUR adalah tokoh pemimpin yang diangkat (Jinumput) tetapi hanya dalam masa transisi atau sekedar menyelingi (Sumela Atur). Ditafsirkan BJ Habibie Presiden Ketiga RI. Berkuasa tahun 1998-1999. 

Keempat, SATRIO LELONO TAPA NGRAME adalah tokoh pemimpin yang suka mengembara/keliling dunia (Lelono) juga mempunyai jiwa rohaniawan dan kontroversial (Tapa Ngrame). Ditafsirkan KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dus, Presiden Keempat RI. Berkuasa tahun 1999-2000.

Kelima, SATRIO PININGIT HAMONG TUWUH adalah tokoh pemimpin yang muncul membawa kharisma keturunan dari moyangnya (Hamong Tuwuh). Ditafsirkan Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima RI. Berkuasa tahun 2000-2004.

Keenam, SATRIO BOYONG PAMBUKANING GAPURO adalah tokoh pemimpin yang berpindah tempat (boyong) dari menteri menjadi presiden dan akan menjadi peletak dasar sebagai pembuka gerbang menuju puncak zaman keemasan (Pambukaning Gapuro). Ditafsirkan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia akan selamat memimpin bangsa dengan baik jika mau tobat dan mampu mensinergikan dengan kekuatan Sang Pemimpin Ketujuh SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU.

Ketujuh, SATRIO PINANDITO SINISIHAN WAHYU dinilai tokoh pemimpin sangat religius yang digambarkan resi begawan (Pinandito/ ulama) yang rendah hati, memimpin atas dasar bimbingan syariat Allah SWT (Sinisihan Wahyu).

Namun, menurut ramalan Jayabaya (1135-1157), Indonesia hanya akan mencapai kemakmuran jika dipimpin oleh presiden yang mempunyai nama akhiran sesuai dengan urutan “Notonogoro” yang dipisahlan menjadi No-To-No-Go-Ro. Dan presiden Indonesia yang memiliki nama akhiran yang cocok dengan ramalan ini adalah Soekarno, Soeharto, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut ramalan ini, siapapunyang memimpin Indonesia namun tidak memiliki nama akhiran seperti yang di ramalkan, maka tidak akan terjadi kemakmuran di Indonesia dan presiden itu tidak akan menyelesaikan tugasnya hingga 5 tahun. Misalnya  BJ Habibie, Gus Dur,  dan Megawati.
Menurut Ki Sabdopanditoratu, terkait NOTONOGORO dalam jangka atau ramalan Jayabaya tidak tentang jumlah orangnya, namun tentang karakter orangnya. Maka jika dicermati dengan baik, ramalan Jayabaya tentang NOTONOGORO yang selalu dihubungkan dengan nama sosok orang per orang adalah salah. Yang benar adalah pemahaman tentang makna NOTO NOGORO yang bisa dimaknai sebagai penataan atau pengaturan (noto) dan negara (nogoro).
Lalu bagaimana dengan presiden Indonesia kali ini? Apakah Bapak Jokowi ini termasuk dalam criteria ramalan-ramalan diatas? Kita lihat saja kinerja beliau dalam 5 tahun ke depan ini.



Referensi

Mitos: Pendidikan Kurang Tepat!

MAT 3A-25

Mitos: Pendidikan Kurang Tepat!
           
“jangan duduk di depan pintu, nanti susah jodoh” pernahkah kalian mendengar kata-kata seperti itu? Ya seringkali orangtua-orangtua kita berbicara seperti itu ketika kita (terutama perempuan) sedang duduk di depan pintu.
            Saya juga pernah mengalami hal diatas. Awalnya saya senang duduk di depan pintu ketika saya sedang berkumpul dengan keluarga di teras rumah. Rasanya sudah nyaman berada di pintu dan duduk disana.
Ibu:  “nak, kamu jangan duduk di depan pintu, nanti jodoh mu jauh”.
Saya: “apa hubungan nya duduk di depan pintu dengan jodoh kita jauh?” (sambil mengernyitkan dahi dan berpikir-pikir)
Inilah salah satu contoh mitos yang ada di Indonesia.
            Di Indonesia memang banyak mitos yang sudah menjadi hal biasa. Karena Indonesia memang kental dengan hal-hal seperti itu. Banayk tradisi di Indonesia yang memang menganandung banyak mitos. Namun saya sebagai seorang muslim, rasanya kurang percaya jika duduk di depan pintu itu dapat menjauhkan jodoh kita. Karena dalam ajaran islam sudah di jelaskan bahwa jodoh, rezeki, dan maut sudah di tuliskan dalam takdir kita saat kita membuat perjanjian denga Allah SWT.
            Namun secara logika mitos “duduk di depan pintu dapat menjauhkan jodoh” bisa saja menjadi hal yang nyata jika itu di katakana oleh orang tua kita terutama oleh ibu. Karena:
1.      Omongan orang tua adalah doa. Jika yang berbicara itu adalah orang tua kita dapat saja itu terjadi pada hidup kita. Ingatkah bahwa “omongan itu bagian dari doa, doa yang ekluar dari orang tua apalagi terus menerus akan terjadi (atas kehendak Allah SWT).
2.      Doa orang teraniaya itu di kabulkan oleh Allah. Orang tua kita dapat dikatakan sebagai orang teraniaya apabila mereka sedang repot membawa sesuatu hal yang berat misalnya membawa ember berisi cucian, namun kita menghalangi jalannya, jadilah kita sebagai anak dikategorikan telah menganiaya orang tua kita. 
Pada dasarnya, duduk di depan pintu adalah hal yang dapat menghalangi jalan bagi siapapun yang akan melewati pintu yang kita duduki kita juga akan dianggap tidak sopan jika terus berada disitu. Tapi jika mau berpikir sedikit lebih dalam, mungkin antara berdiri di depan pintu memiliki kaitan dengan jodoh atau rezeki. Mungkin kalimat tersebut terlahir dari penglaman hidup yang dilalui oleh para orang-orang tua di jaman dahulu. Mungkin pada saat itu ada seseorang yang memiliki kebiasaan duduk atau berdiri di depan pintu yang kemudian kesulitan dalam mendapatkan jodoh atau seret dalam mencari rezeki. Dari mulut ke mulut, pengalaman tersebut menyebar lintas orang, kampung, bahkan lintas zaman.
Namun, jika anak-anak yang ada di Indonesia ini terus menerus di jejali mitos itu sama saja berarti orang tua-orang tua kita mendidik dengan menggunakan mitos, maka perkembangan daya pikir nya tidak akan baik. Mengapa demikian? Karena mendidik dengan mitos tidak efektif.
Mengapa mitos dianggap pendidikan yang tidak efektif? Karena mengedepankan mitos sebagai larangan adalah sesuatu hal yang kurang tepat. Mitos merupakan penjelasan yang bersifat tidak logis.  Kebenarannya masih perlu diuji. Apalagi, seringkali mitos dikaitkan dengan hal-hal gaib padahal anak belum bisa mencernanya.
Memang, pengetahuan anak usia prasekolah dalam memahami sesuatu sudah lebih berkembang dari sebelumnya. Dia sudah bisa diajak berinteraksi dan berkomunikasi. Namun, taraf berpikirnya masih tetap praoperasional, yakni butuh penjelasan konkret. Bila penjelasan yang diberikan sangat abstrak seperti halnya mitos itu, maka sulit bagi anak untuk memahami apa yang dijelaskan kepadanya. Karena penjelasan berupa mitos sulit dimengerti anak, akhirnya larangan atau perintah yang kita berikan menjadi tidak efektif. Anak yang suka duduk di atas bantal dan memainkan beras akan tetap melakukannya karena alasan larangan yang diberikan tidak bisa dicernanya dengan baik. Mitos memicu banyak hal dalam kehidupan manusia, baik tindakan yang bersifat logis maupun tidak logis. Namun jika mitos dijadikan sebagai pendidikan kontrol prilaku, rasanya kurang tepat.

SUMBER
http://ayahara.abatasa.co.id/post/detail/19240/jauh-jodoh-karena-duduk-di-depan-pintu



Asal Muasal Situ Bagendit

MAT 3A-25

Asal Muasal Situ Bagendit

                Pada liburan tahun lalu, saya bersama keluarga pergi ke kota Garut dengan tujuan silaturahmi kepada keluarga juga karena ingin mengisi waktu libur. Pada kesempatan ini saya mengunjungi danau Situ Bagendit yang terletak di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kota Garut. Suasana disana cukup menyenangkan juga ramai dikunjungi para wisatawan. Sempat muncul pertanyaan di pikiran saya, mengapa danau ini bernama Situ Bagendit. Orang tua saya bilang nama Situ Bagendit diambil dari nama seorang perempuan kaya yang memiliki sifat buruk, yaitu sifat kikir dan tamak. Orang-orang disana mengatakan bahwa pada tahun  1920-an di tempat tersebut pernah terdapat hotel dan segala macam, menandakan keadaan pada waktu itu pernah menjadi tempat yang ramai dan maju.
            Jadi pada dahulu kala di sebuah desa terpencil di sebelah utara kota Garut hidup seorang perempuan yang amat kaya namun ia memiliki sifat yang kikir dan tamak. Oleh sebagian masyarakat perempuan itu dipanggil Nyi Endit. Pekerjaan sehari-seharinya menghitung kekayaan. Harta kekayaannya kian waktu kian menambah dan menggunung, sebab tidak dipakai. Jangankan buat orang lain dipakai untuk menolong buat dirinya saja merasa sayang jika dipakai.
            Nyai Endit sangatlah tamak, ia sangat licik. Setiap musim panen Nyai Endit selalu bergegas untuk membeli semua padi yang ada dan kemudian menyimpannya. Ketika semua persediaan beras milik warga desa telah habis, ia kemudian menjual beras tersebut dengan harga yang mahal sampai lima kali lipat. Hal ini lah yang menyebabkan warga desa menjadi kesulitan ekonomi. Sementara warga desa kesusahan dan kehabisan bahan makanan, Nyai Endit dan para bawahannya berpesta pora di rumahnya yang besar.
Pada suatu hari, datanglah seorang perempuan tua ke desa itu. Ia menanyakan rumah Nyai Endit kepada salah seorang warga. Ketika ditanyakan maksudnya berkunjung ke rumah Nyai Endit, ia mengatakan bahwa ia ingin meminta sedekah kepada Nyai Endit. Orang yang ditanyainya pun memperlihatkan mimik wajah prihatin dan segera menasehati nenek tua tersebut untuk mengurungkan niatnya dan mengajak perempuan tua tersebut makan di rumahnya. Tetapi si perempuan tua menolak dan tetap berkeras untuk pergi ke rumah Nyai Endit. Ia hanya memperingatkan warga desa untuk segera mengungsi karena akan ada banjir besar.
Ketika Nyai Endit sedang asyik menghitung harta kekayaan nya, tiba-tiba perempuan tua yang menggendong seorang anak datang dan berkata:
“Nyai Endit, kasihanilah kami sudah dua hari ini tidak makan” (sambil memelas)
Lalu Nyai Endit menjawab: “hei perempuan tua yang tidak tahu diri! Makanya jangan punya anak kalau kamu tidak mampu memberinya makan! Pergilah dari hadapan ku!”
Bayi yang digendong perempuan tua itu pun menangis dengan sangat kencang karena mendengar bentakan dari Nyai Endit. Karena kasihan melihat bayinya yang terus menerus menangis, perempuan tua itu pun memohon kembali kepada Nyai Endit. Lalu Nyai Endit pun bergerak masuk ke dalam rumah, alangkah senangnya perempuan tu ini karena dia pikir Nyai Endit akan membawa makanan untuk nya dan juga anaknya. Akan tetapi ketika Nyai Endit keluar dia tidak membawa makanan melainkan dia membawa segayung ember dan byuuurrr… disiramlah perempuan tua itu.
            Perempuan tua itu pun marah dan mengutuk Nyai Endit. Ia menancapkan tongkatnya ke tanah dan berkata bahwa ia adalah jawaban doa dari warga desa karena kekikiran Nyai Endit. Nyai Endit semakin marah dan mengusir perempuan tua itu. Namun perempuan tua itu menantang untuk mencabut tongkatnya yang tertancap di tanah baru ia akan pergi. Nyai Endit pun menyuruh bawahannya untuk mencabut tongkat yang tertacap itu dengan sombongnya, ketika tongkat itu tercabut dari tanah, munculah semburan air yang sangat deras. Air semakin deras dan lama-lama membanjiri daerah itu, hingga Nyai Endit beserta bawahannya tenggelam ketika mencoba menyelamatkan harta bendanya.
            Dan terbentuklah sebuah danau, yang saat ini di namakan sebagai danau Situ Bagendit. Sebenarnya secara logika, danau terbentuk melalui proses alam, dan cerita ini hanya menjadi mitos yang tidak pasti akan kebenarannya, namun sudah di anggap benar dalam masyarakat. Inilah asal usul Situ Bagendit.


SUMBER


KURIKULUM 2013 DAN NEO-POSITIVISME

REF. MAT 3/A-25

KURIKULUM 2013 DAN NEO-POSITIVISME

Apa sih filsafat itu? Penting ga sih kita belajar filsafat? Mungkin kita akan selalu bertanya seperti itu. Dalam garis besar filsafat adalah suatu ilmu yang benar-benar mengharuskan kita berpikir dari apa yang telah kita ketahui. Dalam filsafat terdapat beberapa aliran, salah satunya adalah aliran filsafat neo-positivisme.
Positivisme merupakan Aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah. Positivisme (disebut juga sebagai empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-positivisme) adalah sebuah filsafat yang berasal dari Lingkaran Wina pada tahun 1920-an. Aliran ini dapat dikatakan sebagai aliran empiris logika, yang artinya berpikir dengan kenyataan dan fakta yang akurat yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata berdasarkan pegalaman. Atau bisa dikatakan neo-positivisme adalah aliran yang berpangkal dari apa yang telah diketahui, aktual, dan positif. Karena itu, dalam aliran ini juga berpendapat bahwa filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah :
1.      August Comte ( 1798 – 1857 )
Ia memiliki peranan yang sangat penting dalam aliran ini. Istilah “positivisme” ia populerkan. Ia menjelaskan perkembangan pemikiran manusia dalam kerangka tiga tahap. Pertama, tahap teologis. Kedua, tahap metafisik. Dan ketiga, tahap positif.
2.    John Stuart Mill ( 1806 – 1873 )
Ia adalah seorang filosof Inggris yang menggunakan sistem positivisme pada ilmu jiwa, logika, dan kesusilaan. John Stuart Mill memberikan landasan psikologis terhadap filsafat positivisme. Karena psikologi merupakan pengetahuan dasar bagi filsafat. Seperti halnya dengan kaum positif, Mill mengakui bahwa satu-satunya yang menjadi sumber pengetahuan ialah pengalaman. Karena itu induksi merupakan metode yang paling dipercaya dalam ilmu pengetahuan.
3.    H. Taine ( 1828 – 1893 )
Ia mendasarkan diri pada positivisme dan ilmu jiwa, sejarah, politik, dan kesastraan.
4.    Emile Durkheim (1852 – 1917 )
Ia menganggap positivisme sebagai asas sosiologi.

Secara umum, para penganut paham positivisme memiliki minat kuat terhadap sains dan mempunyai sikap skeptis (kurang percaya;ragu-ragu) terhadap ilmu agama dan hal-hal yang berbau metafisika. Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah berdasarkan inferensi (simpulan) logis yang berdasarkan fakta yang jelas. Sehingga, penganut paham ini mendukung teori-teori paham realisme, materialisme, naturalisme, filsafat dan empirisme. Realisme adalah aliran/gaya yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya tanpa menambah dan mengurangi objek. Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.  Materi dapat dipahami sebagai bahan; benda; segala sesuatu yang tampak. Naturalisme adalah merupakan teori yang menerima “nature” (alam) sebagai keseluruhan realitas. Empirisme adalah adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Neo-positivisme memiliki dua akar utama, yaitu:
1.      Reaksi terhadap aliran metafisika. Neo-positivisme menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Aliran ini lebih mengacu kepada hal-hal yang dapat dibuktikan secara empiris.
2.      Neo-positivisme terletak dalam perkembangan ilmu pasti dan ilmu alam modern.

August Comte membagi perkembangan pemikiran manusia ke dalam tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap Teologi. Teologi berasal dari kata “theos” yang berarti ‘Tuhan’ dan “logia” yang berarti ‘ucapan’. Yang dimaksud dalam tahap ini adalah tingkat pemikiran manusia menganggap bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural. Cara pandang seperti ini tidak dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Comte membagi tahap ini menjadi tiga periode, yaitu fetisisme (percaya pada kekuatan benda-benda), politeisme (percaya pada banyak dewa), dan monoteisme (percaya pada satu kekuatan tertinggi).
2.      Tahap Metafisik atau dapat disebut juga tahap transisi dari tahap teologi ke tahap positif. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan (ditemukan dengan akal budi). Namun disini belum adanya verifikasi.
3.      Tahap Positif atau tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah. Ditahap ini gejala alam dijalaskan secara empiris namun tidak mutlak. Pada tahap ini menerangkan bahwa fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum.


Lingkaran Wina (Vienna Circle) adalah tonggak monument sejarah bagi para filsuf yang ingin membentuk ‘unified science’, yang mempunyai program untuk menjadikan metode-metode yang berlaku dalam ilmu pasti-alam sebagai metode pendekatan dan penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan, termasuk di dalamnya filsafat. Gerakan para filsuf dalam lingkaran Wina ini disebut oleh sejarah pemikiran sebagai positivisme-logik. Salah satu teori neo-positivisme atau positivisme logis yang paling dikenal adalah tentang makna yang dapat dibuktikan, yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan dapat disebut bermakna jika dan hanya jika pernyataan tersebut dapat diverifikasi secara empiris.
August Comte berpendapat bahwa positivisme adalah puncak dalam perkembangan pemikiran manusia. Terdapat tiga tahap perkembangan dalam aliran neo-positivisme ini, yaitu: pertama, positivisme mengarahkan pengetahuannya hanya kepada hal-hal yang bersifat positivistik obyektif . Kedua, pengetahuan sudah menggunakan sudut pandang psikologi yang subyektif. Ketiga, penganut neo-positivisme menggabungkan sejumlah aliran seperti otomisme logis dan semantika dalam positivisme logis. Otomisme logis adalah filsafat alam yang berpandangan bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang mendasar, saling berlawanan, dan tidak dapat dibagi yaitu atom dan kehampaan. Semantika adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain, yaitu: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.
Neo-positivisme adalah suatu pergerakan dengan “anti” dan “pro”. Dia “anti” terhadap segala hal yang bersifat metafisis yang menurut aliran metafisis ini tujuan ilmu adalah belajar mengenal dunia. Dia “pro” terhadap filsafat sebagai metode keilmuan yang teliti dan menghasilkan pengetahuan. Menurut pendapat positivisme tujuan ilmu adalah mengkonstruksi suatu konsep agar manusia dapat berorientasi dalam dunia pengalamannya.
Dalam aliran neo-positivisme ini, August Comte mengusahakan adanya re-organize masyarakat yang dicapai melalui science. Sains dari manapun asalnya menghasilkan ramalan, dan ramalan dari manapun asalnya menghasilkan perbuatan (action), begitu ungkapan August Comte dalam merumuskan teorinya mengenai sains. Positivisme mengandung pengertian bahwa segala pengetahuan kemasyarakatan harus berdasarkan pada segalanya yang dapat di observasi berdasarkan fakta-fakta real dan diuji secara metodelogi. Sementara neo-positivisme atau biasa disebut positivisme logis, merupakan kelanjutan dan penegasan terhadap aliran positivisme. Neo-positivisme mengusahakan adanya keketatan dalam ilmu pengetahuan dan menerapkan prinsip-prinsip metodologi saintifik kesegala bidang keilmuan termasuk filsafat. Neo-positivisme menuntut adanya kepastian metodologis dengan alat bantu kalkulasi matematik dan statistik. Prinsip utama aliran neo-positivisme menyatakan bahwa fakta-fakta yang dapat diobservasi adalah syarat bagi dimungkinkannya pengetahuan. Fakta-fakta tersebut harus teruji melalui rasionalitas dengan metode matematis dan logico-linguistik. Filsafat positivisme menggunakan metode pengamatan, percobaan, dan perbandingan, kecuali dalam menghadapi gejala dalam fisika sosial, digunakan metode sejarah. metode ilmiah adalah pendekatan yang tepat untuk mengungkap proses baik peristiwa yang terkait masalah fisik dan manusia.
Menurut A.Comte, jiwa dan budi adalah basis dari teraturnya masyarakat. Sekarang ini sudah masa nya harus hidup dengan pengabdian ilmu yang positif yaitu matematika, fisika, biologi, dan ilmu kemasyarakatan. Karena itu, jiwa dan budi haruslah mendapatkan pendidikan yang cukup dan matang, agar dalam pengabdian nya dapat menciptakan generasi-generasi yang memiliki ilmu positif. Bagi Comte untuk menciptakan masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang kepastiannya tidak dapat digugat. Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu:
1.      Metode ini diarahkan pada fakta-fakta
2.      Metode ini diarahkan pada perbaikan terus-menerus dari syarat-syarat hidup
3.      Metode ini berusaha kearah kepastian
4.      Metode ini berusaha kearah kecermatan.
Ajaran pokok/ajaran dasar neo-positivisme adalah:
1.      Setiap pernyataan yang secara prinsip tidak dapat dikembalikan pada fakta tidak mempunyai arti nyata dan tidak masuk akal.
2.      Hanya hubungan fakta-fakta saja yang dapat diketahui.
3.      Perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan sosial.
4.      menggunakan metode pengamatan, percobaan, dan perbandingan, kecuali dalam menghadapi gejala dalam fisika sosial, digunakan metode sejarah.
Ajaran pokok dalam aliran neo-positivisme ini sangat berpengaruh pada system pendidikan saat ini. Pendidikan dalam neo-positivisme menekankan pentingnya metode empiris-eksperimental dan menuntut adanya objektivitas dalam setiap kajian nya. Objektivitas adalah sasaran pendidikan yang diajukan guna menekan subjektivitas, objektivitas dalam aliran ini berkaitan dengan alam, manusia, kemudian dengan Tuhan. Pendidikan harus mampu menjadi sarana bagi dijalankannya metode saintifik atau yang sering disebut dengan metode ilmiah. Tujuan pendidikan yang berdasarkan neo-positivisme ini adalah memperoleh pengetahuan yang utuh dan sejati melalu metode ilmiah dan verifikasi. Prinsip verifikasi dijadikan kriteria keilmiahan adalah bahwa “makna suatu proposisi adalah metode verifikasinya”. Makna verifikasi adalah:
a)      Suatu proposisi hanya berarti bila proposisi itu dapat dibuktikan benar-salahnya.
b)      Ada bentuk-bentuk kebenaran logis dan bentuk-bentuk kebnaran factual.
c)      Kebenaran factual hanya dapat dibuktikan melalui pengalaman (verifikasi)

Beberapa asusmsi yang terkandung dalam positivisme logis, diantaranya:
1)      Naturalisme, artinya positivis komit pada kesamaan fenomena alam; karena metode ilmu alama dapat diterapkan pada ilmu social buadaya. Maka implikasinya adalah ilmu hanya bertolak dari tingkah laku, dan institusi masyarakat yang teramati. Dalam cara yang sama manusia dapat diteliti sebagai proses kimia atau biologi. Ilmu alam menjadi model untuk penelitian social budaya.
2)      Fenomenalisme,,artinya Ilmu pengetahuan hanya bersumber dari fenomena yang dapat diamati, hal yang abstrak dan metafisik di luar ilmu pengetahuan. Maka implikasinya adalah relaitas dibatasi pada yang dapat dilihat, diraba, ddisentuh, didengar dan dicium saja. Kesadaran, motivasi, tujuan hidup/kebahagiaan adalah hal yang subjektif (ada dalam pikiran saja).
3)      Nominalisme adalah konsep universal sebagai gambaran murni sulit diterima karena hanya didasarkan pada fakta individual. Konsep adalah suatu nama/sebutan kebahasaa yang disepakati. Maka implikasinya adalah semua konsep dan ide yang tidak didasarkan atas pengamatan langsung tidak bernakna. Konsep: kesadaran, keadilan, jiwa, makna/tujuan hidup dinyatakan tidak bermakna.
4)      Atomisme adalah pendekatan khusus untuk mendefinisikan objek studi. Objek yang diteliti dapat dipecah dalam bagian-bagian kecil. Objek merupakan jumlah total dari komponen atomiknya. Maka implikasinya adalah unit terkecil yang dapat diobservasi menjadi fokus riset. Dalam penelitian sosiologi ia bertolak dari individu; masyarakat dipandang tidak lain dari kumpulan individu-individu.
5)      Tujuan ilmu pengetahuan adalah menemukan hukum-hukum  ilmiah. Bertolak dari observasi terhadap fenomena alam dicari “empirical-regularity”.Hukum ilmiah adalah pernyataan umum yang dapat menjelaskan keberaturan pengalaman pada tempat dan waktu yang berbeda. Maka implikasinya adalah pencarian hukum ilmiah diadopsi oleh ilmuwan social  dengan asumsi keteraturan empiris, misalnya: merokok menyebabkan kanker paru-paru. Biasanya dirumuskan: jika p maka q.
6)      Fakta dan nilai dilihat sebagai dua hal yang berbeda/terpisah. Fakta dapat diobservasi, diukur dan diverifikasi. Nilai-nilai termasuk penilaian subjektif, tuntutan tentang apa yang seharusnya tidak boleh masuk dalam wilayah ilmu pengetahuan. Maka implikasinya adalah para ilmu social budaya yang menerima asumsi ini menyatakan bahwa proposisi ilmiah bebas dari nilai.
Aliran ini sangat mendominasi system pendidikan yang sedang berjalan saat ini. Karena ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial selalu memakai metode ilmiah dalam memahami realitas. Melalui metode ilmiah ini, kebenaran dapat tercapai. Namun kebenaran yang dimaksud dalam aliran ini adalah kebenaran tentatif yang artinya dapat gugur jika ditemukan kebenaran yang lebih tetap atau akurat. Pendidikan neo-positivisme selalu menuntut adanya pengujian secara matematis.
Pendidikan pada dewasa ini merupakan suatu kebutuhan untuk membuat pribadi menjadi lebih bermakna. Hakikat pendidikan tiada lain adalah humanisasi. Tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia ideal atau manusia yang dicita-citakan sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang dianut. Contoh manusia ideal yang menjadi tujuan pendidikan tersebut antara lain: manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, cerdas, terampil, dan sebagainya. Sebab itu, pendidikan bersifat normatif dan mesti dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan tidak boleh dilaksanakan secara sembarang, melainkan harus dilaksanakan secara bijaksana. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang seperti itu, diperlukan rancangan pendidikan yang tepat atau yang sering disebut dengan kurikulum.
Pada tahun ini, sudah di terapkan kurikulum 2013 untuk pendidikan di Indonesia. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan atau metode saintifik. Dimana siswa diajarkan dan dibiasakan untuk membuktikan dan membangun pengetahuannya sendiri melalui pendekatan saintifik tersebut dengan mengamati suatu objek.
Seperti halnya kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013. Dapat kita lihat, sebenarnya pendidikan masa kini berpedoman kepada aliran neo-positivisme. Dimana dalam kurikulum ini terdapat pendekatan saintifik, yang artinya proses pembelajran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ‘ditemukan’. Proses pembelajaran yang seperti inilah yang memiliki kesamaan prinsip dengan aliran neo-postivisme. Dimana aliran ini mengutamakan metode ilmiah atau metode saintifik untuk menemukan atau membuktikan teorema-teorema yang terjadi di alam.
Menurut aliran neo-positivisme ini, pengamatan inderawi adalah pengamatan yang paling pasti, karena kita akan merasakan, melihat dan meraba objek nya sendiri. Sehingga anak mampu memahami dan lebih mengingat apa yang telah ia lakukan dan temukan dari objek nya itu. Dapat dikatakan pengamatan inderawi adalah observasi secara langsung. Kurikulum 2013 pun memakai prinsip ini, dimana dalam setiap pelajaran nya guru diupayakan untuk memakai alat peraga atau objek alam seperti manusia, hewan, tumbuhan yang menjadi sebuah pengamatan sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengkonstruks pengetahuannya sendiri.
Dalam aliran neo-positivisme ini selalu mengutamakan logika dalam mencari pengetahuan baru atau membuktikan sesuatu. Demikian juga dalam pendidikan masa kini yang harus selalu memakai logika yang positive untuk memecahkan masalah, menemukan pengetahuan baru serta membuktikan dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada sejak dulu. Jadi pada intinya kurikulum 2013 dalam pendidikan saat ini memakai prinsip-prinsip atau pokok-pokok ajaran yang terdapat dalam aliran filsafat neo-positivisme.







Daftar Pustaka

Beerling,R.F. 1961. Filsafat Dewasa Ini. Jakarta: Dinas Penerbitan Balai Pustaka
Fadliyanur (2011). Filsafat Ilmu Neo-Positivisme. From http://fadliyanur.blogspot.com/2011/01/filsafat-ilmu-neo-positivisme.html, 11 Oktober 2014
Jimmy Simamora (2011). Neo-Positivisme dan Perkembangannya. From http://jimmysimamora.blogspot.com/2011/06/neo-positivisme-dan-perkembangannya.html, 11 Oktober 2014
Taura Hida (2012). Filsafat dan Filsafat Pendidikan. From http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/11/pendidikan-dan-filsafat-pendidikan-456541.html, 11 Oktober 2014

Guruorid (2013). Inti Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif. From http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html, 17 Oktober 2014