Rabu, 10 Desember 2014

Mitos: Pendidikan Kurang Tepat!

MAT 3A-25

Mitos: Pendidikan Kurang Tepat!
           
“jangan duduk di depan pintu, nanti susah jodoh” pernahkah kalian mendengar kata-kata seperti itu? Ya seringkali orangtua-orangtua kita berbicara seperti itu ketika kita (terutama perempuan) sedang duduk di depan pintu.
            Saya juga pernah mengalami hal diatas. Awalnya saya senang duduk di depan pintu ketika saya sedang berkumpul dengan keluarga di teras rumah. Rasanya sudah nyaman berada di pintu dan duduk disana.
Ibu:  “nak, kamu jangan duduk di depan pintu, nanti jodoh mu jauh”.
Saya: “apa hubungan nya duduk di depan pintu dengan jodoh kita jauh?” (sambil mengernyitkan dahi dan berpikir-pikir)
Inilah salah satu contoh mitos yang ada di Indonesia.
            Di Indonesia memang banyak mitos yang sudah menjadi hal biasa. Karena Indonesia memang kental dengan hal-hal seperti itu. Banayk tradisi di Indonesia yang memang menganandung banyak mitos. Namun saya sebagai seorang muslim, rasanya kurang percaya jika duduk di depan pintu itu dapat menjauhkan jodoh kita. Karena dalam ajaran islam sudah di jelaskan bahwa jodoh, rezeki, dan maut sudah di tuliskan dalam takdir kita saat kita membuat perjanjian denga Allah SWT.
            Namun secara logika mitos “duduk di depan pintu dapat menjauhkan jodoh” bisa saja menjadi hal yang nyata jika itu di katakana oleh orang tua kita terutama oleh ibu. Karena:
1.      Omongan orang tua adalah doa. Jika yang berbicara itu adalah orang tua kita dapat saja itu terjadi pada hidup kita. Ingatkah bahwa “omongan itu bagian dari doa, doa yang ekluar dari orang tua apalagi terus menerus akan terjadi (atas kehendak Allah SWT).
2.      Doa orang teraniaya itu di kabulkan oleh Allah. Orang tua kita dapat dikatakan sebagai orang teraniaya apabila mereka sedang repot membawa sesuatu hal yang berat misalnya membawa ember berisi cucian, namun kita menghalangi jalannya, jadilah kita sebagai anak dikategorikan telah menganiaya orang tua kita. 
Pada dasarnya, duduk di depan pintu adalah hal yang dapat menghalangi jalan bagi siapapun yang akan melewati pintu yang kita duduki kita juga akan dianggap tidak sopan jika terus berada disitu. Tapi jika mau berpikir sedikit lebih dalam, mungkin antara berdiri di depan pintu memiliki kaitan dengan jodoh atau rezeki. Mungkin kalimat tersebut terlahir dari penglaman hidup yang dilalui oleh para orang-orang tua di jaman dahulu. Mungkin pada saat itu ada seseorang yang memiliki kebiasaan duduk atau berdiri di depan pintu yang kemudian kesulitan dalam mendapatkan jodoh atau seret dalam mencari rezeki. Dari mulut ke mulut, pengalaman tersebut menyebar lintas orang, kampung, bahkan lintas zaman.
Namun, jika anak-anak yang ada di Indonesia ini terus menerus di jejali mitos itu sama saja berarti orang tua-orang tua kita mendidik dengan menggunakan mitos, maka perkembangan daya pikir nya tidak akan baik. Mengapa demikian? Karena mendidik dengan mitos tidak efektif.
Mengapa mitos dianggap pendidikan yang tidak efektif? Karena mengedepankan mitos sebagai larangan adalah sesuatu hal yang kurang tepat. Mitos merupakan penjelasan yang bersifat tidak logis.  Kebenarannya masih perlu diuji. Apalagi, seringkali mitos dikaitkan dengan hal-hal gaib padahal anak belum bisa mencernanya.
Memang, pengetahuan anak usia prasekolah dalam memahami sesuatu sudah lebih berkembang dari sebelumnya. Dia sudah bisa diajak berinteraksi dan berkomunikasi. Namun, taraf berpikirnya masih tetap praoperasional, yakni butuh penjelasan konkret. Bila penjelasan yang diberikan sangat abstrak seperti halnya mitos itu, maka sulit bagi anak untuk memahami apa yang dijelaskan kepadanya. Karena penjelasan berupa mitos sulit dimengerti anak, akhirnya larangan atau perintah yang kita berikan menjadi tidak efektif. Anak yang suka duduk di atas bantal dan memainkan beras akan tetap melakukannya karena alasan larangan yang diberikan tidak bisa dicernanya dengan baik. Mitos memicu banyak hal dalam kehidupan manusia, baik tindakan yang bersifat logis maupun tidak logis. Namun jika mitos dijadikan sebagai pendidikan kontrol prilaku, rasanya kurang tepat.

SUMBER
http://ayahara.abatasa.co.id/post/detail/19240/jauh-jodoh-karena-duduk-di-depan-pintu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar