MAT 3A-25
Mitos: Pendidikan Kurang Tepat!
“jangan duduk di
depan pintu, nanti susah jodoh” pernahkah kalian mendengar kata-kata seperti
itu? Ya seringkali orangtua-orangtua kita berbicara seperti itu ketika kita
(terutama perempuan) sedang duduk di depan pintu.
Saya juga pernah mengalami hal
diatas. Awalnya saya senang duduk di depan pintu ketika saya sedang berkumpul
dengan keluarga di teras rumah. Rasanya sudah nyaman berada di pintu dan duduk
disana.
Ibu: “nak, kamu jangan duduk di depan pintu, nanti
jodoh mu jauh”.
Saya: “apa
hubungan nya duduk di depan pintu dengan jodoh kita jauh?” (sambil
mengernyitkan dahi dan berpikir-pikir)
Inilah salah
satu contoh mitos yang ada di Indonesia.
Di Indonesia memang banyak mitos
yang sudah menjadi hal biasa. Karena Indonesia memang kental dengan hal-hal
seperti itu. Banayk tradisi di Indonesia yang memang menganandung banyak mitos.
Namun saya sebagai seorang muslim, rasanya kurang percaya jika duduk di depan
pintu itu dapat menjauhkan jodoh kita. Karena dalam ajaran islam sudah di
jelaskan bahwa jodoh, rezeki, dan maut sudah di tuliskan dalam takdir kita saat
kita membuat perjanjian denga Allah SWT.
Namun secara logika mitos “duduk di
depan pintu dapat menjauhkan jodoh” bisa saja menjadi hal yang nyata jika itu
di katakana oleh orang tua kita terutama oleh ibu. Karena:
1.
Omongan
orang tua adalah doa. Jika yang berbicara itu adalah orang tua kita dapat saja
itu terjadi pada hidup kita. Ingatkah bahwa “omongan itu bagian dari doa, doa
yang ekluar dari orang tua apalagi terus menerus akan terjadi (atas kehendak
Allah SWT).
2.
Doa
orang teraniaya itu di kabulkan oleh Allah. Orang tua kita dapat dikatakan
sebagai orang teraniaya apabila mereka sedang repot membawa sesuatu hal yang
berat misalnya membawa ember berisi cucian, namun kita menghalangi jalannya,
jadilah kita sebagai anak dikategorikan telah menganiaya orang tua kita.
Pada dasarnya,
duduk di depan pintu adalah hal yang dapat menghalangi jalan bagi siapapun yang
akan melewati pintu yang kita duduki kita juga akan dianggap tidak sopan jika
terus berada disitu. Tapi jika mau berpikir sedikit lebih dalam, mungkin antara
berdiri di depan pintu memiliki kaitan dengan jodoh atau rezeki. Mungkin
kalimat tersebut terlahir dari penglaman hidup yang dilalui oleh para orang-orang
tua di jaman dahulu. Mungkin pada saat itu ada seseorang yang memiliki
kebiasaan duduk atau berdiri di depan pintu yang kemudian kesulitan dalam
mendapatkan jodoh atau seret dalam mencari rezeki. Dari mulut ke mulut,
pengalaman tersebut menyebar lintas orang, kampung, bahkan lintas zaman.
Namun, jika
anak-anak yang ada di Indonesia ini terus menerus di jejali mitos itu sama saja
berarti orang tua-orang tua kita mendidik dengan menggunakan mitos, maka
perkembangan daya pikir nya tidak akan baik. Mengapa demikian? Karena mendidik
dengan mitos tidak efektif.
Mengapa mitos
dianggap pendidikan yang tidak efektif? Karena mengedepankan mitos sebagai
larangan adalah sesuatu hal yang kurang tepat. Mitos merupakan penjelasan yang
bersifat tidak logis. Kebenarannya masih perlu diuji. Apalagi, seringkali
mitos dikaitkan dengan hal-hal gaib padahal anak belum bisa mencernanya.
Memang,
pengetahuan anak usia prasekolah dalam memahami sesuatu sudah lebih berkembang
dari sebelumnya. Dia sudah bisa diajak berinteraksi dan berkomunikasi. Namun,
taraf berpikirnya masih tetap praoperasional, yakni butuh penjelasan konkret.
Bila penjelasan yang diberikan sangat abstrak seperti halnya mitos itu, maka
sulit bagi anak untuk memahami apa yang dijelaskan kepadanya. Karena penjelasan
berupa mitos sulit dimengerti anak, akhirnya larangan atau perintah yang kita
berikan menjadi tidak efektif. Anak yang suka duduk di atas bantal dan
memainkan beras akan tetap melakukannya karena alasan larangan yang diberikan
tidak bisa dicernanya dengan baik. Mitos memicu banyak hal dalam kehidupan
manusia, baik tindakan
yang bersifat logis maupun tidak logis. Namun jika
mitos dijadikan sebagai pendidikan kontrol prilaku, rasanya kurang tepat.
SUMBER
http://ayahara.abatasa.co.id/post/detail/19240/jauh-jodoh-karena-duduk-di-depan-pintu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar