MAT
3A-25
Asal Muasal Situ Bagendit
Pada
liburan tahun lalu, saya bersama keluarga pergi ke kota Garut dengan tujuan
silaturahmi kepada keluarga juga karena ingin mengisi waktu libur. Pada
kesempatan ini saya mengunjungi danau Situ Bagendit yang terletak di Desa
Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kota Garut. Suasana disana cukup menyenangkan
juga ramai dikunjungi para wisatawan. Sempat muncul pertanyaan di pikiran saya,
mengapa danau ini bernama Situ Bagendit. Orang tua saya bilang nama Situ
Bagendit diambil dari nama seorang perempuan kaya yang memiliki sifat buruk,
yaitu sifat kikir dan tamak. Orang-orang disana mengatakan bahwa pada
tahun 1920-an di tempat tersebut pernah
terdapat hotel dan segala macam, menandakan keadaan pada waktu itu pernah menjadi
tempat yang ramai dan maju.
Jadi pada dahulu kala di sebuah desa terpencil di sebelah
utara kota Garut hidup seorang perempuan yang amat kaya namun ia memiliki sifat
yang kikir dan tamak. Oleh sebagian masyarakat perempuan itu dipanggil Nyi
Endit. Pekerjaan sehari-seharinya menghitung kekayaan. Harta kekayaannya kian
waktu kian menambah dan menggunung, sebab tidak dipakai. Jangankan buat orang
lain dipakai untuk menolong buat dirinya saja merasa sayang jika dipakai.
Nyai Endit sangatlah tamak, ia sangat licik. Setiap musim
panen Nyai Endit selalu bergegas untuk membeli semua padi yang ada dan kemudian
menyimpannya. Ketika semua persediaan beras milik warga desa telah habis, ia
kemudian menjual beras tersebut dengan harga yang mahal sampai lima kali lipat.
Hal ini lah yang menyebabkan warga desa menjadi kesulitan ekonomi. Sementara
warga desa kesusahan dan kehabisan bahan makanan, Nyai Endit dan para
bawahannya berpesta pora di rumahnya yang besar.
Pada
suatu hari, datanglah seorang perempuan tua ke desa itu. Ia menanyakan rumah
Nyai Endit kepada salah seorang warga. Ketika ditanyakan maksudnya berkunjung
ke rumah Nyai Endit, ia mengatakan bahwa ia ingin meminta sedekah kepada Nyai
Endit. Orang yang ditanyainya pun memperlihatkan mimik wajah prihatin dan
segera menasehati nenek tua tersebut untuk mengurungkan niatnya dan mengajak
perempuan tua tersebut makan di rumahnya. Tetapi si perempuan tua menolak dan
tetap berkeras untuk pergi ke rumah Nyai Endit. Ia hanya memperingatkan warga
desa untuk segera mengungsi karena akan ada banjir besar.
Ketika
Nyai Endit sedang asyik menghitung harta kekayaan nya, tiba-tiba perempuan tua
yang menggendong seorang anak datang dan berkata:
“Nyai
Endit, kasihanilah kami sudah dua hari ini tidak makan” (sambil memelas)
Lalu Nyai Endit
menjawab: “hei perempuan tua yang tidak tahu diri! Makanya jangan punya anak
kalau kamu tidak mampu memberinya makan! Pergilah dari hadapan ku!”
Bayi yang digendong
perempuan tua itu pun menangis dengan sangat kencang karena mendengar bentakan
dari Nyai Endit. Karena kasihan melihat bayinya yang terus menerus menangis,
perempuan tua itu pun memohon kembali kepada Nyai Endit. Lalu Nyai Endit pun
bergerak masuk ke dalam rumah, alangkah senangnya perempuan tu ini karena dia
pikir Nyai Endit akan membawa makanan untuk nya dan juga anaknya. Akan tetapi
ketika Nyai Endit keluar dia tidak membawa makanan melainkan dia membawa
segayung ember dan byuuurrr… disiramlah perempuan tua itu.
Perempuan tua itu pun marah dan mengutuk Nyai Endit. Ia
menancapkan tongkatnya ke tanah dan berkata bahwa ia adalah jawaban doa dari
warga desa karena kekikiran Nyai Endit. Nyai Endit semakin marah dan mengusir
perempuan tua itu. Namun perempuan tua itu menantang untuk mencabut tongkatnya
yang tertancap di tanah baru ia akan pergi. Nyai Endit pun menyuruh bawahannya
untuk mencabut tongkat yang tertacap itu dengan sombongnya, ketika tongkat itu
tercabut dari tanah, munculah semburan air yang sangat deras. Air semakin deras
dan lama-lama membanjiri daerah itu, hingga Nyai Endit beserta bawahannya
tenggelam ketika mencoba menyelamatkan harta bendanya.
Dan terbentuklah sebuah danau, yang saat ini di namakan
sebagai danau Situ Bagendit. Sebenarnya secara logika, danau terbentuk melalui
proses alam, dan cerita ini hanya menjadi mitos yang tidak pasti akan
kebenarannya, namun sudah di anggap benar dalam masyarakat. Inilah asal usul
Situ Bagendit.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar