Rabu, 10 Desember 2014

Asal Muasal Situ Bagendit

MAT 3A-25

Asal Muasal Situ Bagendit

                Pada liburan tahun lalu, saya bersama keluarga pergi ke kota Garut dengan tujuan silaturahmi kepada keluarga juga karena ingin mengisi waktu libur. Pada kesempatan ini saya mengunjungi danau Situ Bagendit yang terletak di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kota Garut. Suasana disana cukup menyenangkan juga ramai dikunjungi para wisatawan. Sempat muncul pertanyaan di pikiran saya, mengapa danau ini bernama Situ Bagendit. Orang tua saya bilang nama Situ Bagendit diambil dari nama seorang perempuan kaya yang memiliki sifat buruk, yaitu sifat kikir dan tamak. Orang-orang disana mengatakan bahwa pada tahun  1920-an di tempat tersebut pernah terdapat hotel dan segala macam, menandakan keadaan pada waktu itu pernah menjadi tempat yang ramai dan maju.
            Jadi pada dahulu kala di sebuah desa terpencil di sebelah utara kota Garut hidup seorang perempuan yang amat kaya namun ia memiliki sifat yang kikir dan tamak. Oleh sebagian masyarakat perempuan itu dipanggil Nyi Endit. Pekerjaan sehari-seharinya menghitung kekayaan. Harta kekayaannya kian waktu kian menambah dan menggunung, sebab tidak dipakai. Jangankan buat orang lain dipakai untuk menolong buat dirinya saja merasa sayang jika dipakai.
            Nyai Endit sangatlah tamak, ia sangat licik. Setiap musim panen Nyai Endit selalu bergegas untuk membeli semua padi yang ada dan kemudian menyimpannya. Ketika semua persediaan beras milik warga desa telah habis, ia kemudian menjual beras tersebut dengan harga yang mahal sampai lima kali lipat. Hal ini lah yang menyebabkan warga desa menjadi kesulitan ekonomi. Sementara warga desa kesusahan dan kehabisan bahan makanan, Nyai Endit dan para bawahannya berpesta pora di rumahnya yang besar.
Pada suatu hari, datanglah seorang perempuan tua ke desa itu. Ia menanyakan rumah Nyai Endit kepada salah seorang warga. Ketika ditanyakan maksudnya berkunjung ke rumah Nyai Endit, ia mengatakan bahwa ia ingin meminta sedekah kepada Nyai Endit. Orang yang ditanyainya pun memperlihatkan mimik wajah prihatin dan segera menasehati nenek tua tersebut untuk mengurungkan niatnya dan mengajak perempuan tua tersebut makan di rumahnya. Tetapi si perempuan tua menolak dan tetap berkeras untuk pergi ke rumah Nyai Endit. Ia hanya memperingatkan warga desa untuk segera mengungsi karena akan ada banjir besar.
Ketika Nyai Endit sedang asyik menghitung harta kekayaan nya, tiba-tiba perempuan tua yang menggendong seorang anak datang dan berkata:
“Nyai Endit, kasihanilah kami sudah dua hari ini tidak makan” (sambil memelas)
Lalu Nyai Endit menjawab: “hei perempuan tua yang tidak tahu diri! Makanya jangan punya anak kalau kamu tidak mampu memberinya makan! Pergilah dari hadapan ku!”
Bayi yang digendong perempuan tua itu pun menangis dengan sangat kencang karena mendengar bentakan dari Nyai Endit. Karena kasihan melihat bayinya yang terus menerus menangis, perempuan tua itu pun memohon kembali kepada Nyai Endit. Lalu Nyai Endit pun bergerak masuk ke dalam rumah, alangkah senangnya perempuan tu ini karena dia pikir Nyai Endit akan membawa makanan untuk nya dan juga anaknya. Akan tetapi ketika Nyai Endit keluar dia tidak membawa makanan melainkan dia membawa segayung ember dan byuuurrr… disiramlah perempuan tua itu.
            Perempuan tua itu pun marah dan mengutuk Nyai Endit. Ia menancapkan tongkatnya ke tanah dan berkata bahwa ia adalah jawaban doa dari warga desa karena kekikiran Nyai Endit. Nyai Endit semakin marah dan mengusir perempuan tua itu. Namun perempuan tua itu menantang untuk mencabut tongkatnya yang tertancap di tanah baru ia akan pergi. Nyai Endit pun menyuruh bawahannya untuk mencabut tongkat yang tertacap itu dengan sombongnya, ketika tongkat itu tercabut dari tanah, munculah semburan air yang sangat deras. Air semakin deras dan lama-lama membanjiri daerah itu, hingga Nyai Endit beserta bawahannya tenggelam ketika mencoba menyelamatkan harta bendanya.
            Dan terbentuklah sebuah danau, yang saat ini di namakan sebagai danau Situ Bagendit. Sebenarnya secara logika, danau terbentuk melalui proses alam, dan cerita ini hanya menjadi mitos yang tidak pasti akan kebenarannya, namun sudah di anggap benar dalam masyarakat. Inilah asal usul Situ Bagendit.


SUMBER


Tidak ada komentar:

Posting Komentar