FILSAFAT
PENDIDIKAN
Pengertian
filsafat menurut Plato ( 428 -348 SM ) adalah “Filsafat tidak lain dari
pengetahuan tentang segala yang ada”. Sedangkan menurut
Aristoteles (384 – 322 SM) “Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan
ilmu”. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. filsafat pendidikan merupakan terapan dari
filsafat umum. Menurut Menurut Al-Syaibany dalam Jalaludin & Idi (2007:
19), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Sementara Dewey
dalam Jalaludin & Idi (2007: 20) menyampaikan bahwa filsafat
pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju
tabiat manusia.
Menurut
Jalaludin & Idi (2007: 24) secara mikro yang menjadi ruang
lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1. Merumuskan
secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2. Merumuskan
sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the
nature of man)
3. Merumuskan
secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan
4.
Merumuskan
hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan
5. Merumuskan
hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan dan
politik pendidikan (sistem pendidikan)
6. Merumuskan
sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Brubacher (1950)
mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu:
a)
Filsafat
pendidikan “progresif”
Didukung oleh
filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau.
b)
Filsafat
pendidikan “ Konservatif”.
Didasari oleh
filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan
supernaturalisme atau realisme religius.
Ada beberapa aliran filsafat pendidikan,
diantaranya adalah:
1. Filsafat
Pendidikan Idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan
materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melaui panca indera adalah
tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan
tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara
fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Tokoh-tokoh dalam aliran
ini adalah: Plato, Elea dan Hegel, Emanuael Kant, David Hume, Al
Ghazali
2. Filsafat
Pendidikan Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia
fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu
subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah
adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
Beberapa tokoh yang beraliran realisme: Aristoteles, Johan Amos Comenius,
Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart
Mill.
3. Filsafat
Pendidikan Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi,
bukan rohani, spiritual atau supernatural. Beberapa tokoh yang beraliran
materialisme: Demokritos, Ludwig Feurbach.
4. Filsafat
Pendidikan Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika asli. Namun
sebenarnya berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa
manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Beberapa tokoh yang menganut
filsafat ini adalah: Charles sandre Peirce, wiliam James, John Dewey,
Heracleitos.
5. Filsafat
Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalaman-pengalaman
individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif,
subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia
atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas. Beberapa tokoh
dalam aliran ini: Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin
Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich.
6.
Filsafat
Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran
filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan
perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang.
Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang
muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley,
Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff.
7.
Filsafat
Pendidikan esensialisme Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan
konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend
progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif
telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda.
Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick
Breed dan Isac L. Kandell..
8. Filsafat
Pendidikan Perenialisme Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir
pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap
pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa
ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam
kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha
untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan
kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup
yang kukuh, kuat dan teruji. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah:
Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
9. Filsafat
Pendidikan rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan
progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum
progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah
masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count
dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat
yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George
Count, Harold Rugg.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar